“Apakah media cetak masih akan tetap bertahan dalam
kurun 10-20 tahun ke depan?Bill Gates pernah meramalkan jika pada tahun 2000,
media cetak akan mati. Nyatanya sampai sekarang media cetak masih terus
bertahan dan diyakini akan tetap ada hingga sampai kelak manusia tidak
memerlukan lagi. Philip Meyer penulis buku Vanishing Newspaper (2004) bahkan
meramalkan di Amerika Serikat, koran terakhir akan terbit pada kuartal pertama
2043.
SPS (Serikat Penerbit Suratkabar) melakukan sebuah penelitian
bertajuk masa depan media cetak di Indonesia, pada 23-29 Juni 2010 melibatkan
2.971 responden. Mayoritas responden membeli surat kabar secara eceran 64,2%,
disusul majalah 24,5% dan tabloid 20%.
Kemudian dari tahun ke tahun tren harga berlangganan
media cetak terus merangkak naik, nyaris tak pernah ada penurunan harga.
Sehingga koran melakukan strategi ‘Koran seceng’ atau koran seribu rupiah untuk
mengatasi koran baru di pasar.
Kemudian sebanyak 91,4% responden membaca koran daerah
sedangkan untuk koran nasional hanya 8,6%. Karena segmen pembaca surat kabar
nasional di Indonesia umumnya adalah masyarakat yang berlatar belakang sosial
ekonomi status menengah ke atas, dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi.
Pembaca koran daerah, latar perbandingan lurus dengan populasi penduduk yang
memiliki sosial ekonomi status menengah ke bawah dan tingkat pendidikan rendah.
Untuk saat ini dengan hadirnya media online dengan
penetrasi browser yang meningkat, media cetak mengalami penurunan tajam dalam
hal penetrasi (menerobos) pembaca, billing iklan media cetak yang dimonitor
Neilson Indonesia justru meningkat pesat. Pada tahun 2009, market share iklan
media cetak tumbuh 23%, dengan volume Rp 8,2 triliun.
Lalu apa yang harus dilakukan media cetak di zaman
digital ini? Ika Jatmikasari Associate Director Neilson Media Indonesia
menyarankan delapan langkah strategi (2009):
1. Membangung kanal internet
dan melakukan reportase dalam beragam platform. Mengutip Jay Rosen seorang
profesor jurnalism dalam New York University saat ini reporter koran harus
mampu menulis atau melaporkan berita dari berbagai platform. Dan bukan cuma
dari satu platform saja. Mengapa harus demikian?pasalnya teknologi telah
mengubah cara orang dalam mengkonsumsi berita. Banyak diantara konsumen memang
masih memperoleh informasi melalui media cetak. Namun banyak pula diantara
konsumen yang telah berpindah untuk mendapatkan informasi melalui berbagai
media sekaligus, seperti televisi, telepon seluler dan internet.
2. Menjadi niche media, model
media massa tidak lagi bisa bekerja sebagai model internet, dan kini semakin
banyak orang menemukan subjek dan bidang spesifik yang lebih menarik melalui
internet.
3. Integrasi laporan yang
real-time. Jaringan sosial media (facebook, twitter,dll) telah menuntut
audience untuk menyampaikan berita yang mereka buat sendiri. Koran dapat
menggunakan media sosial ini untuk menyampaikan berita hangat tiap hari.
4. Mendorong inovasi.
5. Berinvestasi di bidang modal
device. Lebih banyak orang ini mengunakan telfon pintar dan memanfaatkannya
untuk saling berkoneksi. Dari hal inilah, terdapat potensial pendapatan yang
bisa diperoleh. Media bisa mengutip kepada setiap pelanggan yang mengunduh
aplikasi dari media tersebut, seperti halnya ketika memungut kepada pelanggan
koran.
6. Berkomunikasilah dengan
pembaca muda. Media sosial (facebook, twitter,dll) telah medorong orang untuk
dan berkomentar terhadap apapun. Anda ingin membaca koran berkomentar atau
mengirim respon terhadap apa yang ingin mereka baca ? satu hal yang perlu
diperhatikan untuk membuat publik menilai sebuah koran adalah ketika koran itu
memberikan “nilai” (value) kepada publik. Media harus berinteraksi dengan
publik.
7. Membangun komunitas. Surat
kabar (dan versi web mereka) terlalu sederhana untuk diharapkan sekedar
menyampaikan informasi. Media juga harus menciptakan komunitas. Manfaatkanlah
media sosial untuk membangun komunitas (koran) anda. Dengan menciptakan
komunitas, anda telah menciptakan hubungan yang royal dengan para pemaca.
8. Berlangganan atau gratis ?
haruskah versi online surat kabar mengutip dari pembaca yang hendak mengaksesnya
? apa model terbaik untuk hal ini ? rupert murdoch, CEO News Corp ., mulai memungut
bayaran dari pembaca untuk semua informasi dari wabsite. Mengapa ? surat kabar
perlu menciptakan nilai bagi pembacanya. Dan menyediakan layanan yang orang mau
untuk membayarnya !
Sungguhpun
demikian, ini tidak berarti internet akan menggeser media cetak dalam kurun
beberapa puluh tahun kedepan sebagaimana ditanyakan beberapa pakar. Kevin Sablan
(orange county register) misalnya “berpijak dari pengalaman puluhan tahun dan
mitos kuno tentang kantor yang tanpa kertas (paperless), saya tidak yakin media
cetak akan pergi dari kehidupan saya . “ sementara Mathew Ingram (the globe and
mail), berpendapat , “saya tidak berfikirweb site akan sepenuhnya pernah
menggantikan koran. Saya masih mengira akan selalu ada orang yang menginginkan
media cetak untuk berbagai alasan, termasuk kenyamanan, kemudahan menenteng,
dll. “
Sebuah
pendapat lain datang dari Paul Bradshaw (professor jurnalisme dari Birmingham
University). “Surat kabar sebagai sebuah platform memiliki beberapa keuntungan
dibandingkan website, baik secara teknikal maupu kultural dan surat kabar cukup
fleksibel untuk beradaptasi.
Tiga tahun
lalu, survei multimedia yang dilakukan Group of Magazine KG, merilis pengguna
internet di Indonesia sudah mencapai 30 juta pengguna, ini tentu menandakan
jika arus informasi melalui internet sudah sangat gencar dan diyakini akan
menjadi salah satu batu sandungan bagi media cetak. Bahkan, ini juga sudah
menjadi sebagian pendapat dari orang-orang yang bergelut di dunia usaha. Asumsi
ini, memang tak ada salahnya. Terbukti, di Amerika Serikat (AS) sendiri, sejak
tiga tahun lalu, sejumlah surat kabar ternama AS seperti Chicago Tribune,
Philadelphia Inquirer, Seattle Post Intelligencer dan The Minneapolis Star
mengalami kebangkrutan, kendati saat itu, pemicunya diduga akibat krisis
ekonomi yang melanda AS dan negara-negara lainnya, namun tak sedikit juga
pengamat menyimpulkan jika kebangkrutan itu akibat usaha media cetak tersebut
kalah bersaing dengan portal berita online, bahkan beberapa dari usaha media
cetak tersebut justru lari ke media online sebagai jalan keluar agar tetap
eksis. Memang catatan di atas, untuk sementara dapat membuktikan jika media
online secara bertahap telah sedikit banyaknya mampu menggerus industri media
cetak. Tapi, di Indonesia, media online dinilai tak akan mematikan media cetak,
peluang untuk berkembang dan mempertahanakan diri masih terbuka lebar, itu
karena media cetak merupakan jalan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan
informasi dan berita. Selain itu, media cetak di Indonesia sudah dianggap
sebagai budaya dan kebiasaan masyarakat sejak dulu.
Peluang media
cetak untuk tetap eksis dan menjadi mainstream informasi dan berita,
yaitu:
1.
Membaca media cetak seperti koran dan majalah sudah
menjadi kebudayaan dan kebiasaan masyarakat sejak dulu. Salah satunya sebagai
teman dalam ritual meminum teh atau kopi di pagi hari. Ini menunjukkan bahwa
masyarakat membaca media cetak bukan hanya untuk mendapatkan informasi dan
berita tapi sudah menjadi suatu kebiasaan rutin.
2.
Walaupun telat sehari dalam pemberitaan,
keakuratan content informasi dan berita media cetak dinilai lebih unggul
dibanding dengan media online. Hal ini disebabkan media cetak lebih
matang dalam menyajikan sebuah informasi dan berita karena waktu untuk mengolah
dan mendapatkan keakuratan sebuah informasi dan berita lebih banyak. Beda
halnya dengan media online yang terkadang hanya mengejar waktu tayang
tanpa memedulikan kualitas informasi dan berita yang disajikan. Sehingga
masyarakat yang ingin mendapatkan atau mengkonsumsi informasi dan berita yang
berkualitas dan akurat akan tetap mengandalkan media cetak sebagai sumber
utama.
3.
Terkait dengan tantangan media cetak untuk lebih
menyelaraskan dengan teknologi internet seperti yang dilakukan KOMPAS dengan QR
Code-nya, media cetak akan mendapatkan porsi yang sama dengan porsinya saat ini
sebagai sumber ionformasi dan berita. Tentunya dengan inovasi dan terobosan
baru.
Namun, Jika
sebuah media cetak tetap mempertahankan sifat konvensional seperti yang masih
terjadi pada beberapa media cetak di Indonesia, maka tak mustahil jika media online
akan menjadi alternatif masyarakat untuk mendapatkan sebuah berita dan
informasi.
Dalam pemasangan iklan guna
pemasukan media cetak juga terdapat beberpa keunggulan daibanding media
lainnya, seperti televisi, radio bahkan media online. Keunggulan majalah
sebagai media iklan suatu produk, yaitu:
1. Selektivitas
Yaitu
kemampuan media ini untuk menjangkau khalayak audiens secara selektif.
Kebanyakan majalah diterbitkan untuk khalayak tertentu yaitu kelompok khalayak
yang memiliki minat khusus terhadap suatu hal. Indonesia dewasa ini memiliki
majalah dengan isi cukup bervariasi yang menjangkau pembaca yang memiliki
beragam latar belakang termasuk juga majalah untuk bisnis dan industri.
Di
Amerika Serikat majalah kategori olahraga merupakan majalah yang paling banyak
diterbitkan setiap tahun. Di Indonesia majalah untuk wanita masih mendominasi
pasaran walaupun kategori lain menargetkan kelompok pembaca dengan minat khusus
sudah mulai banyak bermunculan. Dimana terdapat segmentasi berdasarkan
demografis, geografis, psikografis dan sebagainya.
2. Kualitas Produk
Atribut
paling berharga yang dimiliki majalah adalah kualitas reproduksinya. Majalah
umumnya dicetak menggunakan kertas berkualitas tinggi dan menggunakan proses
percetakan yang memungkinkan reproduksi yang sangat bagus, baik dalam hitam
putih ataupun berwarna.
3. Kreativitas Fleksibel
Majalah
menawarkan pemasang iklan fleksibilitas besar dalam tipe, ukuran dan penempatan
materi iklan. Beberapa majalah menawarkan beberpa pilihan yang dapat mendorong
daya tarik pembaca terhadap suatau iklan sehingga dapat meningkatkan perhatian
dan minat audiens. Misalnya dengan cara menyediakan halaman lipat, halaman
tanpa tepi, sisipan dan pembelian ruang kreatif.
4. Permanen
Daya
hidup pesannya lebih lama. Studi
menunjukan bahwa sekitar 75 persen pembaca menyimpan majalah yang
digunakan sebagai referensi di masa depan.
5. Prestise
Prestise
yang bisa diperoleh suatu merek produk karena iklannya muncul di suatu majalah
terntentu yang dikenal luas memiliki citra atau imej yang positif.
6. Penerimaan dan Lingkungan
Konsumen
Suatu
penelitian di AS membuktikan bahwa majalah merupakan media yang paling banyak
digunakan konsumen untuk mendapatkan pengetahuan, informasi dan ide. Penelitian
tersebut membuktikan bahwa majalah menjadi sumber informasi utama bagi konsumen
atas berbagai produk, seperti: produk otomotif, kecntikan, pakaian, perencanaan
keuangan dan perjalanan.
7. Pelayanan
Ada
riset konsumen yang mencakup kegiatan penelitian terhadap trend umum konsumen,
perubahan polan pembelian konsumen dan konsumsi atau penggunaan media oleh
konsumen.
Surat kabar dalam mengiklankan sebuah produk, memiliki
keunggulan yaitu:
1. Jangkauan Ekstensif
Cakupan
pasar yang luas khususnya di kawasan perkotaan dimana tingkat pendapatan dan
pendidikan masyarakatnya cukup tinggi. Menurut George dan Michael Belch (2001)
“penetrasi surat kabar yang ekstensif menjadikan surat kabar sebagai media
massa sejati yang memberikan peluang sangat bagus kepada pemasang iklan untuk
menjangkau seluruh segmen populasi dengan pesannya”.
2. Fleksibilitas
Surat
kabar bersifat fleksibel dalam hal persyaratan untuk memproduksi dan
menayangkan iklan, yaitu dapat ditulis dan dipersiapkan hanya dalam beberpa
jam. Serta tersedia pilihan kreatif kepada pemasang iklan yang dapat dibuat
dalam beberapa warna, bentuk dan ukuran.
3. Seleksi Geografis
Menawarkan
kepada pemasang iklan lebih banyak pilihan dalam hal geografis atau wilayah
yang menjadi target iklan dibandingkan dengan media lainnya.
4. Penerimaan Pembaca
Pembaca
surat kabar menyediakan waktu untuk membaca koran pada akhir pekan. Kebanyakan
pembaca mengandalkan surat kabar tidak saja untuk mendapatkan berita, informasi
dan hiburan tetapi juga bantuan dalam membuat keputusan konsumsi.
5. Pelayanan
Dengan
adanya riset surat kabar menyediakan data mengenai kondisi pasar berdasarkan
surat pembaca dan informasi dari para pengecer.
Sedangkan
media online meski memiliki banyak kelebihan dalam hal pemasangan iklan ada
beberapa kelemahan yaitu:
1. Karakteristik Audiens
Pertumbuhan
pengguna internet yang sangat cepat membuat karakteristik audiens berubah-ubah
dengan cepat pula.
2. Proses Lambat
Jika
situsweb dikunjungi oleh banyak browser maka untuk membuka web tersebut menjadi
sangat lama, sehingga menimbulkan kebosanan.
3. Penipuan
Di
banyak negara aturan dan penegakan hukum dalam bertransaksi di internet guna
melindungi konsumen belum tersedia.
4. Jangkauan Terbatas
Statistik
menunjukan hanya sebagian kecil website yang dapat dijangkau oleh mesin pencari
dan sebagian besar pengunjung internet hanya berkunjung pada 50 situs teratas.
Sumber :
1.
“Masa
Depan Pers Indonesia, Survey Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS) Pusat, Jakarta,
Juni 2009
2.
“Tentang
BPS dan Masa Depan Pers Indonesia dalam Kacamata Statistik”, Subagio
Dwijosumono, Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS),
Jakarta, Agustus 2009
3.
“The
Future of Newspaper Bisnis in Indonesia”, Ika Jatmikasari, Associate Director
Nielsen Media Indonesia, Jakarta, Agustus 2009
4.
“Periklanan
dan Komunikasi Pemasaran Terpadu”, Morissan, Ramdina Prakarsa, Jakarta, Januari
2007.
BalasHapusLegendaQQ.Net
Pilihan Terbaik Untuk Permainan Kartu Sang LEGENDARIS !!!
Min Depo 20Rb !!!
Kartu Para Sang LEGENDA !!!
WinRate Tertinggi !!!
Kami Hadirkan 7 Permainan 100% FairPlay :
- Domino99
- BandarQ
- Poker
- AduQ
- Capsa Susun
- Bandar Poker
- Sakong Online
Fasilitas BANK yang di sediakan :
- BCA
- Mandiri
- BNI
- BRI
- Danamon
Tunggu apalagi Boss !!! langsung daftarkan diri anda di Legenda QQ
Ubah mimpi anda menjadi kenyataan bersama kami !!!
Dengan Minimal Deposit dan Raih WD sebesar" nya !!!
Contact Us :
+ live chat : legendapelangi.com
+ Skype : Legenda QQ
+ BBM : 2AE190C9